Pages

Minggu, 16 Oktober 2011

Tak Seperti Dulu, Tetapi indah ...

Dulu, sebelum ada dia ...
Saya menganggap hidup sendiri dan mandiri sangatlah nyaman. Tak akan ada orang yg berani mengatur kita, bahkan untuk bersenang2 pun bisa dilakukan sendiri. Semua bebas, sebebas mahluk liar yang tak dapat dikontrol.

Namun, semenjak ada dia. Memang tak sebebas dulu, tak seleluasa dahulu. Namun, masih dalam kendali atau kontrol. Semua semakin indah, ketika sedih ada yang mendengarkan. Ketika lemah ada yang menguatkan. Dan ketika merasa kecewa ada yang membahagiakan.

Dia, mahluk biasa bahkan perkasa. Telah dengan ikhlas memberikan hatinya kepadaku. Meski beribu ragu sempat bermunculan di benakku sebelumnya. Namun, entah mengapa. Tiap hari aku semakin sayang, semakin peduli dan semakin cinta. Mungkin ketulusan itu yang melumat watak idealis saya dan anda terbukti handal untukku.

Terimakasih Tuhan, Kau kirim dia. Seseorang yang selalu membuatku nyaman ketika memeluknya, mendekapnya, membuatnya tertawa, menyeka air matanya bahkan mengkecup keningnya disaat dia tertidur. 

Aku cinta dia Tuhan, tolong jaga rasaku ini. Aku tak mau menyakiti dia. Aku cinta dia Tuhan. Trimakasih.

Senin, 01 Agustus 2011

Tamparan ini tak sesakit sakit hatimu ...

Andai saya menyadarinya sejak awal,
Andai saya lebih peka saat itu,
Andai saja saya lebih berani,

Sekarang ini pun saya tidak akan selingkuh,
sakit itu mungkin meradang untukmu.
Saya pun sadar, borok yg saya tutup
pasti terbuka.

Sekali lagi, tamparan itu tak sesakit sakit hatimu.
Saya menyadari semuanya,
dan saya berpasrah kepadamu nona.

Semua di tanganmu, saya sudah kotor
bermandi lumpur. Tetapi melihat kesungguhamu,
saya pun akan bersungguh. Sungguh setia dan memahami-mu.
Meski saya yakin karma itu akan datang,
ketika saya teramat mencintai anda dan anda meninggalkan saya.

Terimakasih Tuhan, melalui dia Engkau menamparku.
Melalui dia Engkau menyadarkanku.
Tuhan dan nona, gomenasai ...

Sabtu, 23 Juli 2011

I wanna Run and Hide

I wanna run and hide

Trying to ignore the reality

But your shadow’s still here

Haunt me every single day

Loving you is a big mistake

Longing you is a stupid thing

Wanting you is a craziness

There’s a fence between us

That neither you and me can through it

But this is not the end of the story

Cause I still can be with you

Even in my dreams

Catching your shadow

Trying to hold it tight

Never let it go

Now I let my feeling flow

Set my mind free

Before the reality wakes me up

Aku dan Kenangan Gerimis (Part 2)

Waktu menujukkan masih 6 pagi, seperti biasa gerimis tak pernah berhenti. Yuri duduk di sebelahku. Kami saling memandang gulungan ombak yang dasyat.

“Raga, kau tahu rasanya jika kau terhempas oleh ombak itu?” Aku terdiam mencoba untuk berpikir sejenak. “Aku…”, keheningan terwujud disaat mulut ini bingung untuk menjelaskan, “ belum pernah merasakannya. Jadi aku kurang tahu.”

Yuri kembali tersenyum, “Seperti dicampakkan rasanya! Seperti dibuang dan dihempaskan tanpa peduli sesakit apa hempaan itu!” air mata Yuri meleleh, aku mengusapnya penuh sayang. Ia pun tak menolaknya, justru memegang punggung tanganku. Kami pun hanyut dalam suara gelombang dan rintikan gerimis yang melebat menjadi hujan. Pertama dan untuk terakhir kalinyalah aku merasakan bibir dingin Yuri. Begitu menyayat hati rasanya.

Musim hujan perlahan berganti menjadi musim kemarau, hari-hari gerimis dan hujan mulai berkurang. Pagi itu tak ada gerimis, aku berlari melalui hamaparan pasir pantai yang kini mulai dipenuhi banyak orang untuk berolah raga. Tetapi aku tak dapat melihat Yuri. Begitu pula dengan keesokkan paginya, masih dalam masa menjelang musim kemarau, Yuri pun tak telihat lagi. Aku terus bolak-balik mencari Yuri. Namun ia tetap tak menampakkan dirinya. Hingga bulan memasuki musim kemarau.

Disuatu senja aku duduk sendiri di tempat dan area yang sama di saat aku dan Yuri kali pertama bertemu. Aku memandang matahari senja yang tak rela untuk pergi meninggalkan tempatnya. Sehingga ia mencoba meninggalkan suasana senja yang khas dengan semburat jingga keemasan tepat di layar mega. Yuri dimana kau berada sekarang ini? Gumamku penuh harap. Aku duduk tercenung penuh penantian. Tiba-tiba datang seorang gadis menghampiriku. Ia meletakkan sepedanya di sampingnya dan duduk di sebelahku. Gadis itu tersenyum ramah ke arahku. Aku pun membalasnya. “Kau menunggu sesorang?” Tanyanya masih dalam raut yang sama, ramah. Aku mengangguk, dan ia tersenyum. “Yuri, gadis misterius itu bukan?” Aku terkejut dan membelalakan mataku kepadanya.

“Bagaimana bisa kau tahu aku sedang menunggu Yuri?!”

“Sebuah mitos atau bahkan cerita seram, aku kurang tahu. Tapi ini nyata, ada seorang gadis mati tenggelam terseret badai besar 50 tahun silam. Konon ia sedang menunggu kekasihnya, tunangannya lebih tepat. Namun lelaki itu tak kunjung datang, dan gadis itu tak pernah putus asa hingga badai merenggut nyawanya. Sehingga setiap hujan gerimis datang ia selalu menampakkan dirinya. Melarutkan pendengarnya dalam kerinduan yang tak bertepi. Dan menghilang disaat awan lenyap, berubah menjadi cakrawala biru dengan hiasan pelangi yang mengisahkan cintanya yang tak akan pernah berkesudahan.”

Aku terkejut dengan kisah itu, jadi Yuri adalah …. Aku terdiam dalam seribu bahasa memandang senja yang perlahan tenggelam. Melarutkan suasana harap yang berubah menjadi dingin, sedingin kerinduan Yuri yang tak bertepi. Gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan kesendirianku. Aku beranjak dari tempatku duduk dan memandang kelabunya malam sekelabu harapanku yang pupus. Yuri aku tetap menyayangimu.

Tiba-tiba angin kencang datang, suasana dingin itu berubah menjadi hangat, aku dapat merasakan seseorang datang menghampiriku dan mendekapku dari belakang hingga aku dapat merasakan kembali detak hangat penuh kerinduan itu kembali. Aku tahu kau di sini Yuri. Tanpa kusadari air mataku meleleh secara perlahan kusunggingkan senyumku dalam dekapan erat Yuri. Fin.

Jumat, 22 Juli 2011

Aku dan Kenangan Gerimis (Part 1)

Gerimis itu tak kunjung reda. Ku perlambat langkahku untuk berlari, kurasakan setiap titik-titik hujan yang menerpaku. Kuhirup udara pagi yang semakin segar karena gerimis ikut menyejukkannya. Terlihat sekeliling pantai tampak sepi, tak seperti biasanya terlihat beberapa orang melakukan aktivitas pagi seperti jogging. Hanya aku yang masih melakukan aktivitas tersebut. Kembali aku menghentakkan kakiku, mencoba tak memperdulikan rasa lelah ini. Aku terus melangkah tanpa memperhatikan keringat yang bermunculan dari setiap pori kulitku. Kuhirup udara sesekali sedalam-dalamnya. Sungguh karya agung Tuhan, gumamku.

Tiba-tiba langkahku terhenti, ada sesuatu yang menarik perhatianku. Kulihat seorang gadis dalam balutan jas hujan warna tosca. Kepalanya tertunduk menatap pasir serta riak air laut yang menyapu kakinya. Kudekati gadis itu, dalam jarak beberapa meter saja aku sudah dapat merasakan aroma tubuhnya. Sungguh wangi dan sedikit memabukkan sarafku. Rasa penasaran itu muncul seketika, ingin kulihat sosok itu lekat. Gadis itu terus terdiam seolah tak merespon adanya gerakan di sekitarnya. Ia terus menunduk menatap kakinya yang putih. Perlahan aku berdiri di sampingnya, kutatap gelombang laut yang bergulung hebat serta rintik hujan yang terus menguyur.

Sosok itu tetap dingin tak ada gerakan, tak ada suara, hanya diam. Kutatap ia lekat-lekat, wajahnya masih tertunduk tertutup rambutnya yang panjang lurus. Lima menit lamanya aku menunggu gadis itu meresponku, dan aku berhasil merasakannya. Terdengar sayu-sayu suara dari dirinya. Sealun siulan lirih yang kudengar dan tiba-tiba siulan itu menghilang berganti dengan isakan tangis. Kini tubuh gadis itu bergetar seolah ada getir pahit yang membuatnya menangis. Aku terus menatapnya, dan berusaha untuk menyentuhnya. Namun aku tak mampu menyentuhnya. Ada rasa yang menjeratku untuk mengabaikan keinginanku.

Kepala gadis itu tiba-tiba terangkat, aku dapat melihat matanya yang hitam bening. Gadis itu menatap hamparan laut di depannya, membiarkan setiap lelehan air matanya. Tetapi perhatianku ini tak dapat pernah terhenti dari wajah orientalnya. Aku terus menatapnya dan menatapnya tanpa geming yang mengganggu. Perlahan wajah itu bergerak kembali dan menatapku, aku tak terkejut sama sekali dengan gerakkan itu seolah aku pernah menemui gadis ini. Seolah aku pernah dekat dengan gadis ini. Rautnya semakin terlihat jelas, adanya kerinduan yang sangat menyedihkan. Tiba-tiba gadis itu menabrakku dan memelukku erat. Ia menangis sejadi-jadinya, aku mencoba menautkan tangannku pada dirinya. Seketika itu juga aku merasakan jalaran kehangatan tubuhnya. Aku merasakan menyatunya tubuhku dalam dirinya. Cukup lama ia menumpahkan kesedihannya. Sakit hati yang kronis yang meradang di hatinya.

“Maaf jika aku merepotkanmu.” Gadis itu membuka percakapan, perlahan ia melepaskan dekapannya. Begitupula denganku. “Tidak, kau tidak merepotkanku. Lebih baik begini, sehingga kau dapat menuangkan kesedihanmu dan aku tak merasa keberatan.” Aku tersenyum, gadis itu pun ikut tersenyum kepadaku. Wajahnya kini tak sendu lagi, ada gurat kebahagiaan dalam senyumnya. “Aku Raga!” Aku acungkan tanganku. Ia pun membalasnya, “Aku Yuri!” Nama oriental yang unik.

Begitulah awal kali pertama aku bertemu dengan Yuri, gadis blasteran antara Jawa dan Jepang. Nama Yuri sendiri memeliki arti salju. Memang tak pernah kupingkiri kecantikan Yuri yang lain daripada gadis oriental lainnya. Kulitnya putih senyumnya menggemaskan dengan aksen misterius dibalik matanya.

Hari beganti hari, di saat suasana yang sama di pagi yang penuh gerimis aku selalu bertemu dengan Yuri. Kami sering bercanda bersama, berlarian bekejaran bahkan tertawa terbahak-bahak bersama. Sungguh seperti sebuh rangkaian roman cinta film india. Tapi aku tak peduli, kebersamaan dengan Yurilah yang aku butuhkan. Hingga suatu saat …

Kamis, 21 Juli 2011

Passion "isn't what we're good at but what we enjoy the most"


Setelah tuntas membaca buku dari bung "Rene Suhardono" tentang "Your Job is not your career". Wew, jadi ada ilham lain yang terberisit dibenak saya. Seolah saya kembali ke masa SMP, dimana ditiap acara rekoleksi yg selalu diadakan selalu berteman -WHO AM I ?-

Dulu memang saya kurang memahami maksud dari acara tersebut. Seolah saya sudah tahu benar siapa diri saya sebenarnya. Tetapi setelah membaca buku ini, ternyata saya kurang mengetahui siapa sebenarnya saya. Hehehee terlihat seperti disorder sih ... hohohoho. Seharusnya kita tahu siapa diri kita sendiri, tetapi saya masih merasa belum tahu siapa diri saya sendiri. Terutama berkaitan dengan "Passion" (merupakan kata yg selalu ditekankan dan terngiang dalam benak saya)

Jujur sekarang saya sedang menggali passion saya. Menggali semua kegemaran saya, sebuah kegemaran yg membuat saya lupa akan waktu dan asyik di dalamnya. Andai saja kita memiliki pekerjaan yg bersifat seperti itu. Untuk lembur saja kita tidak pernah complain, bahkan masih aja dijabanin ampe pagi - because we enjoy it so much -

Dan mengajar, mungkin salah satu passion saya. Sebab setelah saya renungkan, passion saya banyak (terutama bidang seni, dan saya bisa menikmati sensasinya dalam pengalaman saya sebagai salah satu panitia dekorasi acara anak2). Dalam blog ini, saya mencoba mengangkat "mengajar" sebagai salah satu passion saya.

Dulu, sekitar 16 tahun yang lalu (wew lama beud euy), ketika saya masih duduk di kelas 1 SD. Saya senang bermain peran menjadi seorang guru. Seolah2 saya mendemokan cara mengajar para guru saya. Berbekal kalender bekas sebagai papan tulisnya, saya mencoba mengimitasi guru SD saya sewaktu belajar menulis dan hasilnya, saya sekarang menjadi seorang guru. Laptop bahkan komputer + LCD Projector sebagai sarananya. And it is amazing sometimes and also bored. Ngga disangka sih ... hehehe

But I still have another dream (still in the same track "teaching" as the base of my dream). Semoga apa yang telah disusun dapat saya capai. hehehee. Thx you buat bang Rene yang sudah memberi inspirasi terhadap saya ... buku anda memang HANDAL ...

Let's Talk about Dream

Actually talk about dream is never end. When I was young I really wanna be a fashion designer, because I got that inspiration from my mom. She was beautiful when she became a model for her gallery shop where she's working until now. I really love drawing, designing some clothes and also coloring. My passion was fashion on that time but I stopped it when I got some information that most of fashion designer is gay on that time and I don't wanna be that. Then I threw it all my passion to find another passion.

Someday I found it (being a teacher), but not for primary school. Because I really know myself. I'm careless - that is my problem -. I cannot give a lot attention to all of my students. Even I cannot understand how to treat them (who needs this, who needs that or maybe It's kind of process to be a primary teacher, at the 1st time maybe we don't understand about this. Well let me follow the process then). I need the simple one (it means that I can still share my knowledge with another way). A lecturer is the answer, but It isn't easy for me to get it. My fatal weakness is FORGETFUL. I'm forgetful person. Sometimes I need a lot of note to remind my desire in another word I NEED REMINDER ... T.T

One day my friend told me. I can be anything that I want but don't wish someone can be my reminder. I have to remind and control myself, be focus and consistent. Yeah maybe those are the answer key to reach our dream "willingness, remind ourselves, control ourselves, focus and consistent and one thing PRAY. Catching dream's list is like a proposal that needs to be proved by boss and God is a boss.

- Keep Rocking -

Kamis, 07 Juli 2011

Adia ...


Kinan membuka peti kusam itu. Matanya sendu, menatap dengan ragu. Seketika rangkaian proton elektro dalam kepalanya berkelap meraung. Melesat melintasi neuron merangkai kisahnya yang lalu. Peti itu berwarna kelabu. Kelopak matanya yang berkerut menyipit sendu.

Seketika wanita tua itu mengerjamkan matanya. Linangan air keluar dari sela matanya yang perlahan menganga. Hampir 50 tahun silam, Ia tak lagi membuka peti yang penuh kenangan. Tak seorang pun tahu akan isi petinya. Hanya Kinan, Salah orang wanita dan Tuhan.

Ia menyesap kembali teh itu. Wanita itu masih tampak cantik meski terlihat guratan keriput.

"Yah, aku ingin benda ini." desahnya tak bertenaga. Ia mengankat tanganya mengusap air mata. Perlahan tanganya merba. Merambat ke sisi bawah benda di tanganya.

Ia mencari sebuah kunci. Dimana kunci itu jawaban dari rahasia si peti. Akhirnya Kinan menemukan kunci peti. Cepat-cepat Ia meraih dan mencermati lubang kunci. Dijejalnya perlahan kunci itu dengan pasangan hati. Seketika peti terbuka. Bibirnya yang merengut perlahan merenggang. Ia seolah menemukan kawan lamanya-sebuah buku usang.

"Aku tak menyangka menemukanmu!" katanya sambil terkekeh.

Dibukanya halam depan buku itu. Tertulis jelas dalam tulisan tangan huruf bersambung, sebuah tanggal, bulan dan tahun. Kinan pun bertutur, "
- 1 Januari 1950 -
Malam tahun baru ini, malam terburuk bagi Kinan. Kinan telah berkhianat. Berdosa terhadap kekasih tercinta. Adia. Gadis itu sangat cantik bagi Kinan. Bahkan, Kinan mulai merasakan jatuh cinta dengannya. Wajahnya yang berbentuk seperti hati, matanya bulat. Buah dadanya yang ranum mengembang. Membuat Kinan terbuai sebagai sejati wanita. Gadis itu menarik, jelita bagi Kinan. Berbagai kenangan bersama telah Kinan untai dengannya. Tetapi malam itu, keputusan telah Kinan buat. Kinan ingin melepas Adia.
".

Kinan melamun. Menutup kembali buku itu tanpa ragu. Kepalanya terangkat dan mengkaku. Kenangan masa lalu tak lagi merabun. Ia ingat disaat pertama kali gadis itu mengenal Adia yang ayu. Adia idaman semua remaja pria saat itu. Kinan selalu memandang Adia kagum.

"Anda saja aku bisa menjadi kekasihmu Adia. Aku akanlah sangat bangga dan bersuka." Kata-kata itu yang paling dikenang Kinan saat ini. Saat itu tanpa ragu Kinan pun mendekati Adia, dan Ia masih ingat sekali. Di pinggir jalan pedesaan yang sepi di senja itu. Ia melihat Adia, gadis itu berdiri disamping sepeda barunya. Kepalanya tertunduk. Wajahnya sendu. Kinan pun terusik untuk bertanya.

"Adia kenapa?" tanya Kinan lembut.
"Adia sedih, Adia tak cantik, Adia gadis yang bodoh". Seketika Kinan menghentikan umpatan Adia untuk dirinya sendiri dengan memeluknya erat.

Adia pun terkejut, ia merasakan kenyamanan di dalam hatinya. Kenyaman yang tak pernah ia rasa sebelumnya. Aroma wangi tubuh Kinan sewangi tubuhnya. Degup jantung gelisah dan pedih Adia seketika seirama dengan jantung Kinan. Dari awal kejadian itulah, sepasang hati berpanut.

Adia kembali ceria, setelah menumpahkan rasa sakit hatinya karena seorang lelaki yang memutuskan hatinya. Ia kembali dengan kepercayaan dirinya dan membalas cinta Kinan. Kekasih hatinya yang cantik dan dewasa. Keduanya dimabuk asamara saat itu. Sepasang gadis yang terlahir tanpa dosa dan bimbang disaat mereka harus memutuskan untuk menjalin cinta.

Hingga usia mereka beranjak dewasa. Tak ada satu orang pun yang dapat memisahkan. Begitu mudah mereka mengkukuhkan untuk saling menjalin janji setia, tanpa memandang masa depan yang akan memberikan ragam kejutan - Orang Tua Kinan menjodohkannya dengan Seorang Bangsawan Keraton.

Lelaki itu tampan, gagah dan sangat berwibawa. Kinan bahkan tak sanggup menolak aura nya. Lelaki itu sungguh menggoda bagi Kinan. Tanpa sadar Kinan menaruh hati dengan bangsawan itu, beragam cerita ia karang untuk mengelabuhi Adia. Meyakinkan Adia bahwa dirinya hanya untuk Adia semata.

Kebohongan itu mengusik mata hati Kinan. Ia tak tega menipu Adia terus menerus. Dan malam tahun baru itulah, Kinan ingin mengungkap semuanya kepada Adia.

Mata tua kinan mengerjap kembali, peluh itu berebut keluar dari ekor matanya. Dia sangat merindukan Adia. Kekasih hatinya yang ia campakkan begitu saja. Dimana dulu dia lah peri pelindung sekaligus malaikat maut yang merampas paksa kebahagian Adia.

Kinan yang kini terduduk tak berdaya di kursi roda. Seketika menggembangkan senyumnya. Seolah menemukan obat penghilang laranya. Air matanya berangsur berhenti. Ia teringat pesan terakhir Adia.
"Aku akan selalu menunggu Kinan, karena aku ingin menjadi salah seorang tersetia di dunia untuk Kinan. Kemana pun Kinan melangkah bahkan sampai alam ajal Kinan. Adia akan selalu bersama Kinan!" Kata-kata meluluhkan hati Kinan saat itu.

Bergegas nenek tua itu memutar roda kursinya. Mencari sebuah cermin besar. Dilihatnya Adia di sana. Ia masih terlihat sangat cantik meski usia telah merubah bentuk mereka. Disana Adia sama menggunakan kursi roda, berpakaian mirip dengan Kinan. Adia pun tersenyum. Keduanya saling menyapa, melepas rindu. Hingga senja berubah menjadi malam. Kini Kinan menemukan kembali Adia, separuh jiwanya yang harus ia lepaskan. Begitu pula Adia, dia tampak lega memandang kembalinya Kinan.

Dan nenek tua itu terus menatap dirinya di depan cermin. Wajahnya kembali ceria seolah ia menemukan pasangan hatinya di pantulan cermin itu. Seseorang yang sama dengan dirinya yang selalu ia panggil dengan nama Adia yang tak lain adalah jiwa lain dari Kinan.

-end-

Senin, 03 Januari 2011

Modern Classic Heritage (Part 2)

~ Modern Classic Heritage (Part 2) ~
PRESENT NEW FASHION 2011

Bagi kamu2 yang berminat bisa segera hubungi ::
Alfonsus Stefan Arwanda
HP :: 081226120475
Dengan format
MCH_KODEBAJU_UKURAN_NAMA_ALAMAT LENGKAP

==Info Total harga ditunggu setelah adanya balasan SMS==

kemudian kirimkan uang anda ke REKENING

Bank BCA
Atas Nama : Alfonsus Stefan Arwanda
Nomor Rekening : 1691915579
Kota : Yogyakarta

Bank Mandiri
Atas Nama : Alfonsus Stefan Arwanda
Nomor Rekening : 137-00-0667736-9
Kota : Yogyakarta

YM :: me_and_ddragon@yahoo.com
-trimakasih-

The Longdress (front)

The Longdress (back)

KODE BAJU :: BL0301
PERSEDIAAN ::
XL (0) | L(1) | M(0) | S(0)
Harga :: Rp. 132.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.

KODE BAJU :: BL0302
PERSEDIAAN ::
XL (0) | L(1) | M(1) | S(1)
Harga :: Rp. 132.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.

Chick Dress (all pose)

KODE BAJU :: BL0101
PERSEDIAAN ::
XL (2) | L(0) | M(2) | S(0)
Harga :: Rp. 144.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.

KODE BAJU :: BL0102
PERSEDIAAN ::
XL (1) | L(0) | M(0) | S(1)
Harga :: Rp. 144.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.


OTHER COLLECTION (back)

Modern Classic Heritage

~ Modern Classic Heritage ~
PRESENT NEW FASHION 2011

Bagi kamu2 yang berminat bisa segera hubungi ::
Alfonsus Stefan Arwanda
HP :: 081226120475
Dengan format
MCHKODE BAJUUKURANNA
MAALAMAT LENGKAP

==Info Total harga ditunggu setelah adanya balasan SMS==

kemudian kirimkan uang anda ke REKENING Bank BCA
Atas Nama : Alfonsus Stefan Arwanda
Nomor Rekening : 1691915579
Kota : Yogyakarta

Bank Mandiri
Atas Nama : Alfonsus Stefan Arwanda
Nomor Rekening : 137-00-0667736-9
Kota : Yogyakarta

YM :: me_and_ddragon@yahoo.com
-trimakasih-

KODE BAJU BL0401 sampai 03

KODE BAJU :: BL0401
PERSEDIAAN ::
XL (1) | L(0) | M(0) | S(1)
Harga :: Rp. 120.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.

KODE BAJU :: BL0402
PERSEDIAAN ::
XL (0) | L(1) | M(0) | S(0)
Harga :: Rp. 120.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.

KODE BAJU :: BL0403
PERSEDIAAN ::
XL (1) | L(1) | M(0) | S(0)
Harga :: Rp. 120.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.
KODE BAJU BL0501 sampai 02

KODE BAJU :: BL0501
PERSEDIAAN ::
XL (0) | L(1) | M(0) | S(0)
Harga :: Rp. 120.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.

KODE BAJU :: BL0502
PERSEDIAAN ::
XL (0) | L(3) | M(0) | S(0)
Harga :: Rp. 120.000,-
Ongkir :: sekitar BSD City (Tangerang) & Daerah Kota Yogyakarta (GRATIS) luar area tersebut akan dikenai biaya, akan ada info lebih lanjut.