Pages

Rabu, 25 November 2009

Perfeksionis mengikis sikap relax ku.....


Perfeksionis adalah kecenderungan untuk tampil sempurna. Ini berhubungan dengan pola asuh orangtua, yaitu penanaman disiplin yang keliru. Sikap tersebut bisa muncul karena tuntutan dari orangtua. Salah satu ciri sikap perfeksionis adalah sulit menerima kesalahan orang lain.

Bisa jadi maksud baik orangtua dalam menanamkan disiplin terhadap anak justru menimbulkan permasalahan lain bagi anak. Pada jangka waktu tertentu, penanaman disiplin yang keliru terhadap anak mungkin belum menunjukkan tanda-tanda adanya permasalahan dalam diri anak. Namun, bisa saja permasalahan timbul ketika anak berusia remaja bahkan dewasa.

Penanaman disiplin yang keliru adalah kedisiplinan yang menuntut anak untuk tidak melakukan kesalahan atau kekeliruan, tanpa memberikan kesempatan pada anak berbuat sesuatu untuk memperbaiki kekeliruannya. Bahkan orangtua bersikap mengambil alih tugas yang dilakukan anak tanpa memberikan bimbingan tindakan apa yang sebaiknya mereka lakukan. Contoh kasus : Seorang anak yang menumpahkan minuman tanpa sengaja, dimarahi oleh orangtuanya karena menumpahkan minuman adalah kekeliruan. Kemudian masih dengan ekspresi kemarahannya orangtua juga yang membereskan tumpahan minuman tersebut.

Dari contoh kasus di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa penanaman disiplin yang benar adalah memberikan bimbingan pada anak tindakan benar apa yang sebaiknya mereka lakukan. Serta memberikan kesempatan kepada anak untuk berbuat sesuatu yang bertujuan memperbaiki tindakannya yang keliru. Misalnya, si anak yang menumpahkan minuman dibimbing untuk mengeringkan lantai dengan memberikannya kain pel.

Coba kita bayangkan, jika anak terus menerus diperlakukan seperti pada contoh kasus di atas. Kesan apa yang dapat mereka tangkap dari penanaman tentang kedisiplinan? Bertahun-tahun dan dalam jangka yang lama sampai anak dewasa, tanpa kita sadari yang kita tanamkan terhadap anak bukanlah kedisiplinan tapi bagaimana menjadi seseorang yang sangat ahli dalam bersikap perfeksionis.

Anak berada dalam keadaan tidak berdaya. Takut melakukan kesalahan, padahal melakukan kesalahan atau kekeliruan adalah manusiawi. Ia menganggap kekeliruan dan kesalahan adalah kehinaan, sesuatu yang memalukan. Tidak mengherankan jika sepintas anak terlihat melakukan segala sesuatu dengan sempurna, karena ia ingin selalu tampil baik. Namun sesungguhnya dibalik kesempurnaan tindakannya, kita telah menciptakan kerapuhan dalam jiwa anak-anak kita tercinta.

Kerapuhan itu muncul ketika dorongan untuk berbuat yang terbaik menjadi beban karena membuatnya merasa tidak nyaman. Inti permasalahan dari sikap perfeksionis terletak pada hambatan merasa puas dan takut berbuat salah secara berlebihan, terlalu khawatir terhadap penampilan, dan perasaan antara percaya diri dan ragu-ragu. Sehingga menimbulkan perasaan tertekan, kecewa, sedih, marah, dan takut dihina terutama saat timbul perasaan kurang mampu atau tidak berdaya.

Jadi, sikap perfeksionis jelas negatif karena tidak hanya merugikan oranglain tapi juga lebih banyak merugikan diri sendiri. Ada beberapa cara untuk mengatasi atau mencegah sikap perfeksionis, antara lain sebagai berikut :
1. Berusaha dan berlatih bersikap lebih rileks.
2. Mengubah tingkah laku yang berlebihan menjadi tindakan yang lebih berguna.
3. Meningkatkan perasaan mampu sehingga merasa berharga.
4. Tidak perlu bersusah payah menunjukkan jati diri. Penilaian, penghargaan, pengakuan, semua itu tidak penting dan bukan yang utama. Sederhanakan hidupmu.
5. Nikmati segala aktivitas, rutinitas, dan peran hidup yang dijalani saat ini hingga menyentuh body, mind and soul. Nikmati hidup dengan cara yang benar.
6. Jadilah dirimu sendiri and be happy.

Speechless by Lady Gaga...


I can’t believe how you looked at me
With your James Dean glossy eyes
In your tight jeans with your long hair
And your cigarette stained lies

Could we fix you if you broke?
And is your punch line just a joke?

I’ll never talk again
Oh boy you’ve left me speechless
You’ve left me speechless, so speechless

I can’t believe how you slurred at me
With your half wired broken jaw
You popped my heart seams
On my bubble dreams, bubble dreams

I can’t believe how you looked at me
With your Johnnie Walker eyes
He’s gonna get you and after he’s through
There’s gonna be no love left to rye

And I know that it’s complicated
But I’m a loser in love
So baby raise a glass to mend
All the broken hearts
Of all my wrecked up friends

I’ll never talk again
Oh boy you’ve left me speechless
You’ve left me speechless so speechless

I’ll never love again,
Oh friend you’ve left me speechless
You’ve left me speechless, so speechless

Hooow?
Haaaa-oooo-wow?
H-ooow?
Wow

Haaaa-oooo-wow?
H-ooow?
Wow

And after all the drinks and bars that we’ve been to
Would you give it all up?
Could I give it all up for you?

And after all the boys and girls that we’ve been through
Would you give it all up?
Could you give it all up?

If I promise to you boy
That I’ll never talk again
And I’ll never love again
I’ll never write a song
Won’t even sing along

I’ll never love again
So speechless
You left me speechless, so speechless
Why you so speechless, so speechless?

Will you ever talk again?
Oh boy, why you so speechless?
You’ve left me speechless

Some men may follow me
But you choose “death and company”
Why you so speechless? Oh oh oh

Senin, 23 November 2009

Ketika semua mudah terbagikan... bagaimana dengan aku...


Terkadang manusia dengan memudah membagi dan menerima
dan terkadang membagi mengurangi sebagian merupakan tindakan yag kurang aku suka
bukan pelit atau bagaimana?? tapi membagi bagiku adalah membagi yang dapat mengurangi
ketidak sempurnaan... dalam arti membagi segala hal boleh" saja... hanya maaf,
saat ini aku belum dapat berbagi.... tetapi aku sangat ingin berbagi...
tapi bagiku sangat sulit untuk membagi hal menjadi beragam hal...
karena membagi memberi dampak pilihan...
dan membagi harus mengenal waktu dan massa...

begitu pula aku memandang kata 'membagi'....
hefff begitu sulit untuk membagi... mengapa????

Minggu, 22 November 2009

Ibu, Kuatlah seperti Ibunda Hee Ah Lee Ini


Oh bunda, ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku - Melly Goeslaw

KOMPAS.com - Penggalan lirik lagu Bunda ciptaan Melly Goeslaw itu dilantunkan kembali oleh Hee Ah Lee. Pengucapannya memang tak begitu jelas, tapi pianis "empat jari" asal Korea itu membuatnya menjadi begitu menyentuh di hati pendengarnya.

Hadirin pada acara perayaan ulang tahun ke-30 Sekolah Kristen IPEKA, Sabtu (21/11) malam, pun memberikan tepuk tangan begitu lagu dadakan tersebut usai dimainkan. Perlu berbulan-bulan bagi Hee Ah untuk menghapalkan lafal lirik berbahasa Indonesia tersebut. Sebuah perjuangan keras yang dibentuk berkat Woo Kap Sun, ibu dan orangtua tunggal dari Hee Ah.

Hee Ah, demikian panggilan gadis kelahiran 9 Juli 1985 tersebut, menderita ectrodoctyly atau lobster claw syndrome sejak lahir. Sindrom langka ini hanya terjadi sekali dalam 10.000 kelahiran. Sindrom inilah yang mengakibatkan jari-jari tangan Hee Ah tumbuh tidak sempurna. Kedua tangannya hanya memiliki empat jari, dua di tangan kanan dan dua di kiri. Kedua kakinya juga tidak utuh, hanya sebatas lutut.

Atas petunjuk dokter, Woo Kap meminta Hee Ah belajar piano sejak usia 6 tahun sebagai terapi untuk menguatkan jari-jarinya. Siapa sangka, berkat keuletan dan kedisiplinan dari sang ibu, terapi itu berubah menjadi latihan ekstrakeras. Di kemudian hari, upaya tersebut membuat Hee Ah menjadi pemain piano terkenal.

"Saya merasakan didikan ibu sangat keras. Kadang saya merasa ibu saya seperti ibu tiri," kata Hee Ah dalam jumpa pers sebelum tampil di panggung.

Ya, disiplin keras dan kemauan kuat itu menjadi modal utama Woo Kap selama mengasuh Hee Ah. Saat ditemui Kompas.com, Woo Kap menggambarkan tidak mudah mengarahkan anak berkebutuhan khusus seperti Hee Ah.

"Saya sendiri yang harus kuat," kata Woo Kap melalui seorang penerjemah. "Main piano itu kan jarinya harus kuat, jadi saya harus keras mendidik anak seperti Hee Ah. Semuanya perlu waktu dan membutuhkan kesabaran."

Memang tak mudah mendidik anak dengan cara seperti itu. Woo Kap bahkan pernah merasa putus asa ketika Hee Ah tidak dapat bermain piano lagi saat usianya 13 tahun. Waktu itu Hee Ah mengalami benturan di kepala sehingga otaknya tak dapat bekerja optimal. Ini menyebabkan koordinasi dengan bagian tubuh yang lain menjadi terganggu. Selama setahun Hee Ah tidak dapat bermain piano lagi dan saat itulah Woo Kap mulai menyerah.

"Waktu itu saya berpikir (usaha) Hee Ah bakal berakhir, apalagi dia mulai dalam masa puber dan ayahnya juga sudah meninggal," kenang Woo Kap. "Tapi kemudian ada sebuah media di Korea yang membuat headline besar berisi dukungan kepada Hee Ah dan itu menjadikan Hee Ah kembali bersemangat."

Tuhan memang maha baik. Hee Ah kemudian bisa bermain musik lagi. Sikapnya yang selalu ceria dan mudah bersahabat membuatnya semakin digemari banyak orang. Dalam setiap penampilannya, Hee Ah tidak hanya memamerkan kebolehannya meniti anak-anak tangga pada piano, tapi juga memberikan pesan bagi siapapun yang mendengar musiknya. "Jangan takut jika Anda merasa tidak punya apa-apa. Tuhan akan membantumu," katanya sebelum melantunkan lagu Bunda.

Woo Kap pun gembira atas keberhasilan anaknya, tapi ia ingat bahwa ia harus tetap mendidik Hee Ah dengan kedisiplinan tinggi termasuk meminta Hee Ah untuk tidak berpacaran dulu. Ia berharap agar putrinya fokus pada pekerjaan hingga beberapa tahun ke depan.

"Sekarang sih belum ada cowok. Kalaupun ada, sebaiknya jangan dulu. Nanti saja setelah usia 30 tahun. Sekarang fokus ke pekerjaan dulu, membahagiakan orang banyak," ujar Woo Kap.

Kisah sukses itu patut dicontoh oleh orangtua di Indonesia. Koordinator Pusat Sekolah Kristen IPEKA Petroes Styoboedhie Soeryo mengatakan, pihaknya sengaja mengundang Hee Ah untuk memberikan inspirasi bagi orangtua dan anak-anak agar berprestasi lebih baik.

"Indonesia ini punya banyak anak pintar. Kami mengundang Hee Ah Lee dengan tujuan agar ia menjadi inspirasi bagi orang tua dan anak-anak untuk berprestasi lebih baik lagi," kata Petroes.

Selain Hee Ah, perayaan ulang tahun IPEKA itu juga dihadiri oleh salah satu alumni mereka, Stephanie Senna. Stephanie merupakan peraih medali emas Olimpiade Biologi Internasional 2007 di Kanada, bertepatan pada saat ibunya meninggal dunia akibat kanker.

Content Based Image Retrieval Batik Tradisional Yogyakarta dengan Gabor Wavelet 2D (ciri tekstur)


Gaya hidup manusia yang serba praktis, cepat dan akurat menuntut pertumbuhan teknologi yang pesat untuk memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah kebutuhan akan data dan informasi yang akurat. Hanya saja data maupun informasi tersebut tidak disajikan sebatas teks, tetapi juga dapat berupa citra, video maupun suara. Data berupa citra digital tersebut tentunya memiliki kapasitas memori yang tinggi dalam penyimpanannya dibandingkan dengan data teks. Tentu hal ini menjadi sebuah permasalahan dalam penyimpanan datanya. Namun perancangan sistem penyimpanannya tidak semudah perancangan sistem data yang tradisional.
Interpretasi seseorang terhadap suatu obyek gambar yang berbeda satu sama lain akan mengakibatkan proses pengelompokkan gambar yang bersifat subyektif. Hal ini akan mempengaruhi proses pengambilan data dari basis data untuk dijadikan informasi.
CBIR (Content Based Image Retrieval) merupakan teknik pencarian suatu data gambar yang diinginkan oleh pengguna terhadap beberapa data gambar, dalam skala yang besar (Long,Fuhui, dkk, 2003).
Kain batik merupakan sebuah karya seni tradisional khas Indonesia yang sudah cukup dikenal baik dalam maupun luar negri. Salah satu kota penghasil kerajinan kain batik adalah Yogyakarta. Namun hasil artistik yang bernilai tinggi itu kurang diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan adanya klaim negara tetangga yang telah mematenkan pola kain batik tertentu Indonesia.
Permasalahan tersebut menggerakkan hati penulis untuk memberikan rasa cinta kepada tanah air Indonesia dengan mengambil pola kain batik tradisional Yogyakarta sebagai bentuk data informasi yang ingin dicari.

Ingin memiliki jurnalnya, hubungi aja ke stefanarwanda@gmail.com

The Magic Words that I Got This Morning

manusia adalah mahluk kompleks yang terdiri ribuan saraf dengan runtunan misteri logika
terlebih logika akan perasaan yang tak mungkin terjangkau nalar

berada dalam kumbangan buih-buih harapan
hanya saja buih itu lenyap seiring menghilangnya senyawa itu oleh air

aku tak mau buih itu lenyap
bahkan aku ingin buih itu mengelembung kian banyak
memantulkan sapta warna ke semua arah

aku ingin memperbanyak harapan
sebab dengan harapan hidup akan lebih berarti
hidup makin bersinar sebab harapan itu menguarkan warna-warna pelangi ditubuhmu

jadi, pilihlah apa yang menurutmu nyaman
lakukan dengan senang, senyum
jangan pedulikan kata orang
sebab kesenangan diri bukan orang yang merasakan
tetapi diri kitalah yang dapat merasakan

mungkin terlalu egois
tetapi segala sesuatu jika dilakukan dengan wajar
pasti akan terlihat baik

Terkadang banyak norma yang mengurung kita
Memadat dan memaksa kita ke sebuah sudut kesesakan
Asal kau tahu saja, dibalik norma itu ada ribuan, bahkan jutaan skandal yang membayang

Jadi, pelajaran yang aku dapat pagi ini adalah,
"Lakukanlah segala sesuatu yang kau suka,,,
anggap dirimu berkuasa penuh bagi dirimu,,,
dan lakukan itu dengan wajar,,,
sewajar engkau memandang positif sekitarmu,,,"


(inspired by "Center Stage [Turn it Up]")

The Climb...

Hidup itu ibarat sebuah pendakian...
Setuju aku...

Memang hidup layaknya perjuang untuk mencapai cita-cita
Cita-cita yang berada di puncak dengan pemandangan yang bagus...
Dan kadang pada saat pendakian pun kita akan tersesat
Namun hanya dengan keyakinan dan usaha keras....
Pendakian itu akan terselesaikan juga

Sehingga semua rasa lelah
Akan terbayarkan dengan helaan nafas panjang...
jadi yang harus kita lakukan hanyalah berusaha dan percaya...
jika kita mampu... kita dapat menaklukan segalanya...
karena kita bisa...

Ayo teman... jangan menyerah... tunjukkan kekuatanmu...
semua akan terkalahkan jika kita semangat dan yakin dengan apa yang kita pilih

Keseimbangan... Balance... 균형... 平衡...

Sungguh tangan kuasa yang Ia miliki... telah merubah paradigma manusia...
CiptaNya tak terduga... karsaNya tak dinyana... karyaNya tak berhingga...

Begitu aku mengungkapkannya untuk malam itu...
Aku tak dapat menerima... (memang itu sifat dasar manusia dari hukum alam, selalu IRI)
Aku hanya bergumam dan menggeleng...
semua terjadi begitu dinamis dan alami...
Perubahan yang bertujuan untuk keseimbangan...
Keseimbangan yang Maha Tak Terduga...

Sama halnya seekor itik buruk rupa... atas Kuasa yang tak terbendung...
berubah menjadi seekor anggsa indah...

Namun perubahan itu butuh waktu... apalagi untuk suatu infinity...
Dan perubahan tak akan baik adanya jika alasan egois...

Begitulah keseimbangan... dimana sebab selalu diseimbangakan dengan akibat
dimana manusia memiliki karakter unik yang menyeimbangkannya dengan alam...

hanya keseimbangan yang membawa kita ke dalam nadir kesadaran...
yang menelaah kehidupan dalam jengkah waktu...

Karena Dia sang Kuasa... dapat merengkuh dan mengoyaknya menjadi hal yang tak berarti...

Destroy ourselves To make Happy or Make us happy to hurt them

Terkadang manusia diberi dua pilihan yang sangat rumit...
(memang kehidupan merupakan rangkaian logika yang rumit)
Tiap pilihan yang dihadapi selalu memiliki konsekuensi tersendiri...

dan Disini muncul sebuah masalah baru...
Yah dapat dikatakan sebagai masalah klasik
menghancurkan diri atau membuat bahagia...???

Orang Tua... tak pernah lepas dalam kehidupan seorang anak
bahkan ada seorang anak yang tak bisa hidup tanpa orang tua...

Simbiosis itu merupakan suatu kemakluman
dan ketika seorang anak sudah dapat memilih... untuk mengikuti kehendaknya...
mengapa selalu ada ego pemiliknya yang terkadang sulit terbantahkan
Terbantahkan hanya karena status... yah status sebagai seorang pemilik

Destroy ourselves to make happy or Make us happy to hurt them... adalah pilihan terberat saat ini...
disaat sang anak ingin menuruti kata2 orang tuanya... tapi kata2 itu tak sejalan dengan kenyamananya
tak sesuai dengan keinginannya... dan jelas tak terbantahkan karena adanya rasa hormat sang anak...

haruskah aku menghancurkan diriku untuk membuat mereka bahagia...
atau aku meraih kebahagian tetapi menyakiti mereka...

aku takut memilih... bahkan ingin menghindar...
tapi aku bukan pengecut... aku musti memilih dengan strategi yang baik...
TEPAN MUSTI MILIH... AYO BUAT DIRIMU JELI MELIHAT PELUANG...
jangan kecewakan mereka yang melihat, mendengar dan menilai...